TERBARU.LINK – Tikungan Seru Jalan Transisi Jordan Henderson ke Arab Saudi yang Berakhir dalam Mimpi Buruk: Tak Memuaskan Harapan. Mantan kapten Liverpool, Jordan Henderson, memutuskan untuk segera mengakhiri karirnya di Asosiasi Badui Saudi. Alih-alih mendapat kompensasi besar, kebetulan saja kehidupan pemain asal Inggris itu di Arab Saudi bak mimpi buruk.
Jordan Henderson mengalami masalah saat bermain di Asosiasi Badui Saudi dan saat ini di kabarkan akan bergabung dengan klub Ajax. Tercatat, Henderson baru bermain dalam 19 koordinat bersama Al Ettifaq.
BACA JUGA : Aturan Minum Air Putih Yang Tepat Di Usia Yang Cukup Untuk Menjaga Kesehatan Ginjal Anda
17 pertandingan di Asosiasi Timur Tengah Saudi dan 2 lainnya di King’s Cup yang ia mainkan bersama al Ettifaq. Dalam 19 pertandingan tersebut, Henderson baru merasakan enam keberhasilan.
Namun mengingat pilihannya untuk pindah dari Liverpool dan datang ke Al Ettifaq seharga 12 juta pound. Jordan Henderson bergabung dengan mantan pemain Liverpool lainnya, Steven Gerrard, membantu membina Asosiasi Badui Saudi menjadi benar-benar luar biasa.
Memutuskan untuk Kembali ke Eropa
Setengah tahun berlalu, di depan pintu terbuka utama dan setelah mengambil risiko dengan reputasinya. Jordan Henderson kembali dari sepak bola dengan bayaran 350 ribu pound setiap minggunya ke sepak bola yang lebih natural.
Pemain berusia 33 tahun itu telah menyelesaikan perjanjian yang seharusnya mengikatnya dalam waktu yang sangat lama di Al Ettifaq.
Dia mengeluarkan biaya individu yang sangat besar karena dia harus membayar biaya jutaan dolar untuk kembali ke Eropa bergabung dengan Ajax.
Ajax pasti tidak akan mampu membayar kompensasi yang di peroleh Jordan Henderson di Al Ettifaq.
Namun bagi sang pemain, hal ini akan lebih baik daripada benar-benar bekerja keras di Timur Tengah, karena ia juga ingin mendapatkan tempat di tim nasional Inggris untuk Euro 2024.
Keluarga Mengalami Masalah
Kapan Jordan Henderson akan menyadari bahwa kehidupan di Arab Saudi bukanlah yang sebenarnya ia inginkan?
Seperti dilansir Daily Mail, Jordan Henderson harus menjalani kehidupan yang sangat sulit ketika memilih datang ke Arab Saudi.
Salah satunya adalah cara keluarganya tinggal di Bahrain, negara di Timur Tengah yang lebih liberal di bandingkan kota Dammam, pusat komando Al Ettifaq.
Kemudian ketika harus melakukan latihan sepak bola, Jordan Henderson perlu melakukan perjalanan 55 menit ke tempat persiapan dan pertandingan komando pusat.
Kemudian, pada saat itu, ada laporan tentang pasangan sepak bola yang mengenakan pakaian ala barat, dengan tangan dan kaki terbuka, mendapat cibiran dari ibu-ibu tetangga saat berjalan-jalan di sebuah gerai ritel di Arab Saudi, keputusan untuk hidup dalam budaya yang kurang aman. mungkin bisa di benarkan.
Cerita tentang kesulitan yang di alami Jordan Henderson dan keluarganya mengemuka pada awal November 2023.
Minat Sepak Bola Arab Saudi Tak Sesuai Asumsi
Pertandingan Jordan Henderson yang paling berkesan bersama Al Ettifaq pada Agustus 2023 adalah melawan Al Nassr yang di perkuat Cristiano Ronaldo dan Sadio Mane.
Namun saat itu Cristiano Ronaldo absen dan pertandingan di gelar di arena dengan suhu mencapai 30 derajat Celcius sehingga keringat bercucuran deras.
Henderson di gantikan menjelang akhir pertandingan dan harus absen pada pertandingan berikutnya karena sakit. Tentunya bermain di Arab Saudi akan menjadi ujian nyata ketekunan yang belum pernah ia alami.
Bisa di bayangkan jumlah penonton pada laga pertama sebanyak 13.930 orang karena di lebih-lebihkan oleh suporter yang ingin menyaksikan Sadio Mane atau Cristiano Ronaldo di stadion Ruler Mohamed Fahd Arena.
Bagaimanapun, ketika hanya 4.200 penonton yang menonton pertandingan Al Ettifaq berikutnya melawan Al Khaleej, dan 2.281 penonton yang menonton pertandingan kandang melawan Damac, Henderson memahami bahwa minat terhadap sepak bola Arab Saudi Timur Tengah tidaklah cukup besar.
Bahkan ada satu pertandingan tandang, yang diadakan di Al Riyadh, pada bulan Oktober 2023, dan harus dimainkan di hadapan hanya 696 penonton dan itu sangat membuat frustrasi.
Henderson juga menyadari kesenjangan antara empat grup utama, yang di miliki oleh Public Venture Asset, dan 18 grup lainnya di Asosiasi Timur Tengah Saudi. Al Hilal, Al Nassr dan Al Ahli, menjadi tiga terbaik menjelang di mulainya Asosiasi Badui Saudi karena bintang impor.
Sementara Al Ettifaq ditangani Steven Gerrard dan diperkuat Jordan Henderson? Hanya berada di posisi kedelapan dengan hanya enam kali sukses dari 19 pertandingan. Mereka adalah 28 fokus tak terkendali dari Al Hilal yang berada di titik tertinggi klasemen.
[…] Tikungan Seru Jalan Transisi Jordan Henderson ke Arab Saudi yang Berakhir… […]
[…] Tikungan Seru Jalan Transisi Jordan Henderson ke Arab Saudi yang Berakhir… […]
Komentar ditutup.