Sorotan Psikolog Kegembiraan Sesaat yang Mendasari Pencarian Koin Jagat yang Trendi

1
23
Sorotan Psikolog Kegembiraan Sesaat yang Mendasari Pencarian Koin Jagat yang Trendi
Sorotan Psikolog Kegembiraan Sesaat yang Mendasari Pencarian Koin Jagat yang Trendi

TERBARU.LINK – Perburuan harta karun digital “koin jagat” akhir-akhir ini menjadi sorotan luas di media sosial. Karena banyaknya orang yang mengikuti pencarian ini dengan harapan memenangkan hadiah uang tunai mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, maka perburuan ini pun menjadi incaran banyak pihak.

Namun, tantangan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Orang-orang yang mencari koin jagat di bawah tanah dan di keramik publik telah menyebabkan kerusakan pada berbagai fasilitas umum di daerah perkotaan.

Salma Ghina Sakinah Safari, seorang psikolog, berpendapat bahwa fenomena mencari koin jagat secara psikologis membangkitkan minat seseorang terhadap sistem insentif, yang terdiri dari pemenuhan tujuan atau penerimaan penghargaan.

Selain itu, komunitas permainan yang cukup besar membantu banyak individu terhubung dengan pemain lainnya. Ini adalah faktor terakhir yang menyebabkan perburuan koin jagat menjadi lebih luas dan populer.

BACA JUGA : Apa yang Membuat Honda ADV 160 dan Motor Listrik MAKA Terlihat Sama? Begini Kata Sang Pencipta

“Perasaan kebersamaan ini dapat meningkatkan kesejahteraan atau memberikan kegembiraan sesaat, terutama bagi individu yang merasa kesepian. Motivasi ekstrinsik (penghargaan atau pengakuan sosial) dan motivasi intrinsik (kenikmatan bermain) dipadukan dalam permainan seperti Koin Jagat. Agar motivasi personal dan keterlibatan dalam aktivitas ini meningkat,” kata Ghina dalam wawancara detikcom, Kamis, 16 Januari 2025.

Ghina menyatakan identifikasi kelompok menjadi salah satu pendorong terjadinya aksi vandalisme. Orang lain akan lebih cenderung melakukan aksi vandalisme jika ada kelompok yang secara tidak sengaja mendukungnya.

Awalnya, aksi vandalisme mungkin hanya dilakukan oleh sekelompok kecil orang, tetapi lama-kelamaan semakin banyak orang yang menirunya.

“Identitas kelompok berkaitan dengan faktor tersebut. Karena menjadi anggota organisasi, orang akan lebih cenderung melakukan aksi vandalisme jika di dorong,” imbuh Ghina.

“Oleh karena itu, terutama jika pengendalian diri yang efektif kurang, proses pengambilan keputusan akan lebih cenderung mengikuti identifikasi kelompok daripada proses kognitif personal,” ungkapnya.

1 KOMENTAR

Komentar ditutup.