Kesehatan

Pria ini diduga mengalami beberapa kali putaran kepala saat melakukan breakdance, yang mengakibatkan tumor di kepalanya.

TERBARU.LINK – Setelah bertahun-tahun tampil sebagai breakdance, seorang pria Denmark mengalami benjolan tumor jinak di kepalanya. Diyakini bahwa gerakan headspin yang dilakukannya adalah sumber penyakit tersebut.

Benjolan tersebut adalah jaringan menonjol yang terhubung dengan rambut rontok melingkar dan melunak saat disentuh. Komunitas breakdance menggunakan istilah “lubang headspin” untuk benjolan tersebut.

Di yakini bahwa gesekan berulang dari headspin antara kulit kepala dan lantai adalah sumber penyakit ini. Kekuatan yang di berikan selama gerakan tersebut dapat memperburuk masalah ini.

Para dokter menulis dalam sebuah laporan yang di terbitkan dalam jurnal BMJ Case Reports, “Meskipun ‘lubang headspin’ di kenal di kalangan komunitas breakdance, hal itu hampir tidak tercatat dalam literatur medis.”

BACA JUGA : Pernyataan Toyota Terkait Potensi Indonesia Jadi Hub Produksi Kendaraan Hibrida

Tim bedah harus melakukan operasi untuk mengatasi penyakit pasien. Mereka menyimpulkan bahwa pembedahan sekarang merupakan teknik intervensi terbaik yang tersedia.

Gerakan breakdance yang dis ebut “headspins” meliputi keseimbangan tubuh dan memutarnya terbalik sambil menopangnya dengan kepala. Pasien anonim berusia 30 tahun tersebut telah melakukan berbagai latihan headspin selama 19 tahun. Ia dapat berlatih selama 1,5 jam setiap kali latihan, lima hari seminggu.

Akibatnya, ia mengalami benjolan di kulit kepalanya dan kehilangan rambut. Pasien melaporkan bahwa benjolan tersebut tidak nyaman saat di sentuh dan terus membesar.

“Pasien merasa kehadiran lesi dan ketidaknyamanan yang di timbulkannya tidak sedap di pandang. Namun, tonjolan itu tidak menghentikan pasien untuk menoleh, kata dokter itu seperti di kutip Live Science pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Gumpalan jaringan yang cukup besar di bawah kepala pria itu di angkat oleh dokter bedah selama prosedur. Selain itu, mereka mencukur bagian kepalanya yang lebih tebal untuk mengembalikan lebar alaminya.

Pasien mengungkapkan kelegaannya karena prosedur berjalan tanpa masalah. Bebas bersosialisasi tanpa perlu menutupi kepalanya dengan topi membuatnya gembira.

“Banyak orang mengatakan kepala saya tampak normal dan mereka tidak melihat benjolan itu,” ungkapnya.

terbarulink@outlook.com

Recent Posts

Istilah Sayang yang Menjadi Viral di Media Sosial: Apa Arti Bubu dalam Bahasa Gaul?

TERBARU.LINK - Akhir-akhir ini, anak muda semakin sering menggunakan frasa "bubu", khususnya di platform media…

5 jam ago

Alasan COVID Berkepanjangan, Gejala Tetap Ada Bahkan Setelah Tes Negatif

TERBARU.LINK - Untuk menentukan alasan di balik seseorang mengalami COVID berkepanjangan atau gejala COVID-19, para…

5 jam ago

Di GJAW 2024, Zeekr Luncurkan Dua Kendaraan Listrik Mewah dengan Harga Mulai Rp1 Miliar

TERBARU.LINK - Sejumlah produsen mobil hadir di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024. Salah…

5 jam ago

Bocoran iPhone 17: Performa Cepat dan Desain Ultratipis Chip A19

TERBARU.LINK - Penggemar iPhone makin penasaran dengan bocoran terbaru dari Jeff Pu, analis yang kerap…

5 jam ago

Bagaimana Peluang Timnas Indonesia Lawan Australia dan Bahrain? Ini Kata Aji Santoso

TERBARU.LINK - Eks bek Timnas Indonesia Aji Santoso mengatakan lawan Timnas Australia ada kans Timnas…

6 jam ago

Di GJAW 2024, Wuling Tawarkan Promo Besar-besaran

TERBARU.LINK - Demi mendongkrak penjualan menjelang akhir tahun, Wuling Motors (Wuling) memanfaatkan ajang Gaikindo Jakarta…

1 hari ago

This website uses cookies.