TERBARU.LINK – Lima Penyebab Lampu Kendaraan Cepat Rusak. Lampu kendaraan yang sering mati di tengah jalan tentu merupakan suatu hal yang sangat menjengkelkan, apalagi jika mati pada malam hari.
Lampu kendaraan yang padam di sebabkan oleh serat fiber yang putus, penyebabnya berbeda-beda, mulai dari intensitas, getaran atau aliran listrik yang terlalu tinggi.
BACA JUGA : Resolusi Cantik 2024, Mengenal Teknik HA Filler untuk Mengatasi Indikasi Pendewasaan
Hal ini juga tidak lepas dari sifat bohlam yang di gunakan. Bola lampu berukuran kecil umumnya tidak cukup mampu menahan panas sehingga mudah pecah. Bahkan ada yang sudah di nyalakan 3 jam, misalnya putus.
Berikut beberapa faktor penyebab lampu kendaraan cepat rusak, seperti di kutip dari Garasi.id:
1. Ada korsleting yang membuat kabel putus
Pertama dan terpenting, jika lampu kendaraan mati, bukan berarti lampunya yang bermasalah. Mungkin saja rangkaian lampunya putus, seperti pemutusnya.
Kabel tersebut akan memutus rangkaian listrik jika terjadi korsleting, jadi dengan asumsi Anda menemukan lampu kendaraan Anda tiba-tiba padam, cobalah untuk benar-benar memeriksa rangkaiannya terlebih dahulu.
Jika rusak, jangan langsung di ganti. Jalinan yang kacau menunjukkan adanya arus pendek di sepanjang rangkaian lampu. Cobalah berharap untuk memeriksa apakah ada tautan gratis atau kondisi lampiran yang aneh.
2. Pemanfaatan breaker yang terlalu besar
Kemampuan kawat adalah untuk melindungi rangkaian listrik dari arus besar yang dapat menyebabkan kebakaran.
Cara kerja suatu rangkaian adalah dengan memanfaatkan kawat kecil yang mempunyai batas kekuatan tertentu. Oleh karena itu, kabel ini akan terlepas jika ada aliran listrik yang melebihi kemampuannya.
Namun hal ini kurang di ketahui oleh banyak orang. Dalam beberapa kasus ada masalah dengan pemutus yang terus putus, jika mereka mengganti kabel dengan batas yang lebih tinggi maka rangkaian akan bertahan.
Oleh karena itu, jika lampu sering putus, coba lihat rangkaiannya dan sesuaikan dengan batas pertama pada penutup kotak kabel. Jika memang kabelnya terlalu besar, segera ganti rangkaiannya dengan ukuran yang sesuai.
3. Tegangan listrik kendaraan di atas
Tegangan aki kendaraan sebagian besar 12 Volt. Namun tegangan ini bisa melonjak hingga 14 Volt saat motor hidup, hal ini karena sistem charger sedang mengisi baterai.
Karena lonjakan tegangan ini, semua sistem kelistrikan yang terkait dengan baterai akan terpengaruh, sehingga menghasilkan lampu yang lebih terang.
Sementara itu, lampu juga memiliki batasan tegangan. Lampunya ada yang 12 Volt dan ada tambahan lampu 24 Volt. Untuk kendaraan yang menggunakan daya 12 Volt, gunakan lampu 12 Volt.
Oleh karena itu, lonjakan tegangan ini menyebabkan aliran listrik yang berlebihan pada lampu sehingga serat lampu dapat terkuras dan akhirnya putus.
Namun kendaraan infus umumnya sudah dibekali baterai dengan pengatur tegangan sehingga meski tegangan pengisiannya mencapai 14 Volt, namun sistem kelistrikan kendaraan tetap 12 Volt.
Apabila masalah lampu mati terus terjadi maka yang harus dicek adalah controller dan aki kering pada kendaraan infus. Jika baterai kering mulai lepas atau mengembang, mungkin di situlah letak masalahnya.
4. Sifat lampunya tidak bagus
Tidak sedikit pemilik kendaraan yang terpikat oleh lampu-lampu kecil dengan nilai yang bagus dan bagus. Sejujurnya, sifat cahayanya harus terlihat dari biayanya. Mungkin benar, lampu kendaraan yang lebih murah bisa memancarkan cahaya dengan kekuatan yang lebih tinggi.
Namun, apa yang bisa dikatakan tentang ketangguhan? Lampu yang bagus dan kokoh harganya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan jenis lampu lainnya. Oleh karena itu, fokuslah pada sudut kepadatan untuk membeli lampu karena sering rusak.
5. Perlengkapan Cahaya Terlarut
BACA JUGA : Polisi buka suara terkait viralnya semen di Kemayoran yang banyak pengemudinya mengalami kecelakaan
Perlengkapan ringan terbuat dari plastik dan elastis sebagai segel. Bahan ini ringan dan praktis, namun bila disajikan dalam keadaan hangat, bahan ini sama sekali tidak tahan terhadap pencairan.
Intensitas ini bisa muncul karena cahaya yang sebenarnya, semakin terang cahayanya maka semakin besar pula arus yang dibutuhkan. Hal ini kemungkinan dapat menghasilkan panas di sekitar alat pelengkap yang dapat mencairkan alat pelengkap tersebut.
Keterikatan yang terlarut dapat membuat ikatan keterikatan menjadi kurang erat, sehingga ikatan terminal pada keterikatan dapat menjadi bebas.
Hal inilah yang membuat lampu terkadang mati dan terkadang menyala. Selain itu, bahan tambahan yang terlarut juga dapat menyebabkan korsleting, yang akan memutus rangkaian listrik lampu.