TERBARU.LINK – Menurut dr. Anas Ma’ruf, Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, kasus pneumonia dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) pada anak-anak meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu faktornya adalah kualitas udara di Indonesia yang terus memburuk. “Hasil penelitian menunjukkan kasus pneumonia dan ISPA pada anak-anak meningkat karena kualitas udara atau polusi yang meningkat,” kata dr. Anas kepada detikcom di Auditorium BMKG, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Oktober 2024.
“Kami sudah mendapatkan data dari BPJS Kesehatan, sekitar Rp10 triliun dibelanjakan untuk penyakit terkait pernapasan pada tahun 2022,” katanya.
BACA JUGA : Video Populer Wanita Naik Motor dan Ditabrak Mobil Fortuner di Penyeberangan Saat Menunggu Lampu Merah
Ini harus menjadi perhatian masyarakat, lanjut Anas. Lansia dan anak-anak sangat rentan terhadap bahaya kualitas udara yang buruk ini.
Memang, anak-anak dan lansia merupakan kelompok demografi yang paling rentan. Anak-anak (yang terdampak) berusia di bawah lima tahun dalam dua tahun terakhir,” ungkapnya.
Saat ini Kementerian Kesehatan tengah meneliti hubungan antara kualitas udara yang buruk dengan penyakit seperti kanker dan masalah kardiovaskular selain penyakit pernapasan.
“Meneliti apakah polusi udara yang rendah memengaruhi kanker dan penyakit kardiovaskular akan memakan waktu,” ungkapnya.
Untuk membantu menjaga kualitas udara Indonesia, Kementerian Kesehatan mengundang masyarakat. Hal ini karena udara yang sehat dapat memperpanjang usia.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menyebutkan bahwa saat ini kita memiliki harapan hidup 72–73 tahun. Akan sulit untuk hidup lama jika kita terus tinggal di daerah dengan kualitas udara yang buruk,” ungkapnya.