Astaga! Risiko seseorang terkena demensia dapat meningkat jika mereka jarang menggosok gigi.

1
8
Astaga! Risiko seseorang terkena demensia dapat meningkat jika mereka jarang menggosok gigi.
Astaga! Risiko seseorang terkena demensia dapat meningkat jika mereka jarang menggosok gigi.

TERBARU.LINK – Mengabaikan praktik kebersihan kamar mandi yang penting, termasuk menggosok gigi, dapat meningkatkan risiko demensia. Selain mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi, menyikat gigi dan membersihkan sela-sela gigi juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, menurut sebuah penelitian terbaru.

Hal ini mengacu pada penelitian terbaru yang menemukan hubungan antara flora mulut dan kesehatan mental. Para peneliti dari University of Exeter memeriksa 120 mikroba mulut orang lanjut usia untuk penelitian ini.

Gangguan kognitif ringan (MCI), gangguan yang dapat mengganggu daya ingat dan kemampuan kognitif serta meningkatkan risiko demensia, memengaruhi separuh dari pasien ini. Orang sehat dengan usia yang sama merupakan separuh lainnya.

Menurut Study Finds, kumpulan bakteri yang berada di mulut peserta penelitian mengungkapkan pola tertentu dalam penelitian yang dipublikasikan di PNAS Nexus. Dua spesies bakteri—Neisseria dan Haemophilus—di kaitkan dengan peningkatan daya ingat dan fungsi kognitif. Di sisi lain, skor tes yang lebih rendah di kaitkan dengan keberadaan bakteri lain, khususnya Prevotella.

BACA JUGA : Di IIMS 2025, Suzuki tengah menyiapkan mobil konsep terbaru. Apakah Electric WagonR menjadi pesaing?

Gen APOE4, yang di ketahui meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer, dikaitkan dengan penemuan menarik lainnya. Prevotella intermedia adalah bentuk bakteri spesifik yang lebih umum di mulut orang yang membawa gen ini. Ini menyiratkan bahwa perbedaan dalam susunan bakteri mulut dapat di sebabkan oleh faktor genetik, meskipun faktanya penelitian tersebut gagal membuktikan hubungan kausal langsung.

Selain itu, para peneliti meneliti hubungan antara bakteri mulut dan proses metabolisme tubuh. Bakteri tertentu membantu dalam pemrosesan nitrat dari makanan seperti sayuran berdaun hijau dan bit, mengubahnya menjadi bahan kimia yang penting bagi otak dan sirkulasi darah.

Mereka menemukan bahwa komunitas mikroba yang terkait dengan jalur biokimia nitrat hadir pada mereka yang memiliki tingkat bakteri Neisseria dan Haemophilus yang lebih tinggi. Namun, apakah mikroorganisme ini benar-benar meningkatkan pencernaan nitrat tubuh masih belum di ketahui.

Porphyromonas gingivalis, sejenis bakteri yang di ketahui menyebabkan penyakit gusi, menjadi subjek penemuan penting lainnya. Bakteri ini lebih umum di temukan pada peserta dengan gangguan kognitif ringan di bandingkan dengan mereka yang tidak memiliki masalah kognitif. Hal ini berkontribusi pada semakin banyaknya data yang menunjukkan hubungan antara kesehatan otak dan mulut.

Selain itu, tim studi menemukan bahwa beberapa kombinasi bakteri tampaknya sangat signifikan. Khususnya pada mereka yang mengalami gangguan kognitif ringan, kombinasi Neisseria-Haemophilus menunjukkan korelasi statistik tertinggi dengan kinerja tes kognitif.

Penting untuk diingat bahwa studi ini hanya menemukan hubungan dan tidak menetapkan hubungan langsung antara bakteri ini dan kinerja kognitif.

Mereka yang memiliki gen APOE4 mungkin menganggap temuan ini sangat relevan. Mungkin ada baiknya untuk lebih memperhatikan kesehatan gigi mereka karena orang-orang ini biasanya memiliki pola kuman yang berbeda di mulut mereka. Untuk mengetahui apakah praktik perawatan gigi tertentu dapat menurunkan risiko penurunan kognitif, di perlukan penelitian lebih lanjut.

1 KOMENTAR

Komentar ditutup.