TERBARU.LINK – Isu anak-anak Indonesia yang tumbuh tanpa sosok ayah di singgung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji. Situasi yang di kenal sebagai “tanpa ayah” terjadi ketika seorang ayah hadir tetapi gagal memberikan perawatan yang memadai bagi anaknya.
Kepercayaan yang meluas bahwa pengasuhan anak semata-mata merupakan tanggung jawab ibu merupakan salah satu penyebab utama epidemi tanpa ayah, menurut Wihaji. Sebagai kepala rumah tangga, peran ayah dalam membesarkan anak-anak sebenarnya di perlukan.
Sering kali di yakini bahwa ayah yang bekerja untuk menghidupi diri sendiri tidak lagi di tuntut untuk mengasuh anak-anak mereka.
BACA JUGA : Tiggo 8 diuji oleh Chery Crash di Laboratorium Canggih Wuhu.
Saat di hubungi pada Senin, 16/12/2024, Wihaji menyatakan, “Salah satu isu utamanya adalah anak-anak umumnya di anggap sebagai beban ibu sejak dalam kandungan hingga dewasa.” Ia melanjutkan, “Dalam alam bawah sadar mereka, ayah di anggap bertanggung jawab secara eksklusif terhadap komitmen ekonomi.”
Menurut Wihaji, kedua orang tua memiliki tanggung jawab yang sama dalam membesarkan anak-anak mereka. Merupakan tugas bersama untuk merawat dan mengasuh anak-anak. Akibatnya, ibu-ibu di Indonesia terus mengalami banyak stereotip tersebut. “Kita kembalikan solusinya ke keluarga karena, seperti yang sering saya katakan, masalah keluarga bermula dari keluarga,” ungkapnya.
Menurut data UNICEF, di perkirakan sekitar 20,9% anak Indonesia kehilangan peran ayah dalam kehidupan sehari-hari mereka pada tahun 2021. Menurut data Badan Pusat Statistik, hanya 37,17 persen anak usia 0-5 tahun yang di asuh sepenuhnya oleh kedua orang tua selama kurun waktu tersebut.
[…] BACA JUGA : Dua puluh persen anak Indonesia “tanpa ayah”, yang berarti mereka kehilangan sosok ayah sebagai … […]
Komentar ditutup.