TERBARU.LINK – Vasektomi, yang sering dikenal sebagai metode kontrasepsi untuk pria, tidak akan mempengaruhi kemampuan untuk ejakulasi atau mengalami ereksi. Dengan demikian, Anda tetap bisa menikmati momen-momen intim tanpa perlu khawatir.
Penggunaan kontrasepsi vasektomi pada pria masih tergolong rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi yang dilakukan oleh wanita. Salah satu penyebabnya adalah adanya keraguan akan dampak vasektomi terhadap kemampuan seksual, seperti ereksi dan ejakulasi.
Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, menegaskan bahwa kekhawatiran tersebut tidak beralasan.
“Anda masih bisa ereksi dan ejakulasi dengan normal, tidak perlu khawatir,” ujar Teguh saat acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Temanggung, Jawa Tengah, pada Kamis (26/9/2024).
Selain kesalahpahaman yang beredar, rendahnya angka juga disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai prosedur ini. Pemahaman yang kurang tentang vasektomi menjadi salah satu faktor.
“Banyak juga yang tidak mendapatkan dukungan dari pasangan mereka. Ini adalah tantangan bagi kita untuk terus melakukan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi),” jelas Teguh.
“Kami sudah mulai melakukan langkah-langkah, di mana strategi KIE ini melibatkan para akseptor untuk memotivasi diri mereka sendiri. Di Jawa Tengah, ada kelompok Lanang Sejati yang terdiri dari para pria akseptor yang aktif dalam KIE,” tambahnya.
Selain itu, kader juga di libatkan dalam menyebarkan edukasi mengenai kontrasepsi vasektomi.
“Tentu saja, peran kader sangat penting dalam melakukan KIE dan ini harus terus dilakukan,” tutup Teguh.
Apa Saja yang Jadi Tantangan Dalam Edukasi Vasektomi?
Seperti yang telah di sampaikan oleh Teguh sebelumnya, edukasi mengenai kontrasepsi pria, khususnya vasektomi, masih menghadapi sejumlah tantangan akibat pandangan yang keliru tentang manfaatnya.
Banyak yang beranggapan bahwa jika pria ikut program KB, mereka akan mengalami masalah ereksi, padahal kenyataannya organ pria tetap bisa berfungsi normal. Ada juga kekhawatiran bahwa pria yang sudah menjalani vasektomi akan bebas beraktivitas seksual tanpa risiko kehamilan, sementara istri mereka justru bisa merasa cemas.
Di tengah isu ini, beredar informasi bahwa pria yang bersedia menjalani vasektomi akan mendapatkan kompensasi setelah tindakan tersebut.
“Ya, itu adalah bentuk jaminan hidup. Pemerintah memang menyiapkannya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa ini adalah bentuk dukungan karena setelah menjalani, pria di sarankan untuk beristirahat selama sekitar tiga hari dan tidak bisa bekerja.
“Selama periode itu, mereka tidak dapat melakukan aktivitas apa pun, jadi ada kompensasi yang di sediakan. Dana ini berasal dari alokasi khusus yang di terima oleh kabupaten dan kota. Mengingat target vasektomi yang terbatas dan tingginya minat masyarakat, ada kemungkinan tidak semua peserta akan mendapatkan bagian,” tambahnya.
Apakah Vasektomi Berbayar?
Menyoal biaya kontrasepsi dengan metode vasektomi, Teguh menjelaskan bahwa prosedur ini sepenuhnya gratis.
“Pelaksanaannya 100 persen tanpa biaya di setiap fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Pertanyaan berikutnya yaitu apakah tindakan vasektomi itu menyakitkan?
“Tidak juga, tetapi sebaiknya setelah operasi, pasien perlu beristirahat untuk menghindari infeksi dan masalah lainnya. Pemulihannya pun cepat, biasanya hanya memerlukan waktu sekitar tiga hari,” tambahnya.
Teguh lalu menjelaskan perbedaan antara vasektomi dan khitan. Dalam khitan, yang di potong adalah kulit penutup penis, sedangkan dalam vasektomi, yang terlibat adalah saluran vas deferens. Saluran ini berfungsi menghubungkan testis ke penis untuk menyalurkan sperma.
“Jadi, jelas berbeda. Khitan berkaitan dengan kulit penis, sementara berfokus pada saluran vas deferens yang di hambat atau dipotong,” pungkasnya.
[…] BACA JUGA : Vasektomi: Tetap Bisa Ereksi dan Ejakulasi, Hanya Menghentikan Sperma! […]
Komentar ditutup.